MERDEKA MEMBANGUN Kang Thohir Dengan berkat rahmatNya Indonesia merdeka Bebas dari penjajahan dan penindasan Kita syukuri rahmat Ilahi dengan bersatu membangun RI Merdeka berarti harus membangun Bukan untuk pribadi atau golongan Makmur untuk semua Adil untuk semua Hukum pun berlaku untuk semua Merdeka bukannya bebas tanpa hukum Merdeka bukannya menang berkuasa Merdeka berarti bersatu membangun Alloh mencintai umat yang membangun Alloh membenci umat yang membuat rusak Kita syukuri rahmat Illahi Dengan bersatu membangun RI _________ Judul dan tulisan di atas adalah lirik lagu yang dipopulerkan oleh group Nasida Ria. Sebuah group musik wanita yang berdiri tahun 1975. Single itu sendiri populer tahun 1980-an. Era pemerintahan Orde Baru. Selain bagus, isinya juga tajam. Lebih mirip kritik. Lebih pas bila dibawakan oleh Iwan Fals atau boyband, ketimbang group Sholawat yang beranggotakan gadis-gadis. Penulisnya tentu pemberani, jika memang lirik itu bertujuan mengkritik. Karena di masa itu, kritik pemerintah bisa dipasalkan subversif. Orde Baru gitu loh. Pastinya dia sudah memperhitungkan dengan matang. Mungkin menurutnya pemerintah tidak akan suka musik religi seperti itu. Atau mereka tidak akan tega menangkap gadis-gadis anggota band itu. Dan “atau-atau” yang lain. “Merdeka berarti harus membangun” Ya, merdeka memang harus diisi dengan pembangunan. Membangun jiwa dan raga, fisik dan mental, harkat dan martabat bangsa. Membangun terus dan terus membangun demi tercipta kemakmuran dan keadilan hukum yang merata, bukan hanya untuk pribadi, golongan, atau partai pemenang pemilu saja. “Merdeka bukannya bebas tanpa hukum Merdeka bukannya menang berkuasa” Merdeka harus mampu menjadikan hukum lebih berwibawa, tidak pandang bulu, pilih kasih, dan terbang pilih. Tidak boleh sebaliknya, hukum menjadi alat penguasa. Aparat hukumnya menjadi budak penguasa. “Alloh mencintai umat yang membangun” Dengan demikian, mengisi kemerdekaan dengan membangun akan memperoleh cinta Allah. Atau membangun dalam rangka mengisi kemerdekaan harus berorientasi untuk menggapai cinta-Nya. Jika direnungkan, materi lirik di atas sangat tepat disampaikan pada masa itu, Orde Baru. Bahkan untuk saat ini, lirik itu juga masih layak. Atau mungkin, lirik tersebut akan selalu relevan untuk semua masa pemerintahan, sepanjang keadilan hukum dan kemakmuran masih jauh panggang daripada api. 16 Agustus 2019 Dirgahayu_RI_ke74