Perilakuadalah semua yang dilakukan seseorang. Perilaku disebut juga sebagai sebuah tindakan yang konkret yang ada pada diri manusia berupa sebuah tanggapan dan reaksi dari manusia tersebut yang berbentuk atau yang terwujud dari individu berupa suatu sikap dari anggota badan ataupun berupa ucapan secara spontan tanpa direncankan atau dipikirkan dan tanpa paksaan.
Sistem politik pada suatu negara terkadang bersifat relatif, hal ini dipengaruhi oleh elemen-elemen yang membentuk sistem tersebut. Juga faktor sejarah dalam perpolitikan di suatu negara. Pengaruh sistem politik negara lain juga turut memberi kontribusi pada pembentukan sistem politik disuatu negara. Seperti halnya sistem politik di Indonesia, seiring dengan waktu, sistem politik di Indonesia selalu mengalami perubahan. Indonesia merupakan bagian dari sistem politik dunia, dimana sistem politik Indonesia akan berpengaruh pada sistem politik negara tetangga maupun dalam cakupan lebih luas. Struktur kelembagaan atau institusi khas Indonesia akan terus berinteraksi secara dinamis, saling mempengaruhi, sehingga melahirkan sistem politik hanya dimiliki oleh Indonesia. Namun demikian, kekhasan sistem politik Indonesia belum dapat dikatakan unggul bila kemampuan positif struktur dan fungsinya belum diperhitungkan sistem politik negara lain. Salah satu syarat penting dalam memahami bagaimana sistem politik Indonesia adalah melalui pengembangan wawasan dengan melibatkan institusiinstitusi nasional dan internasional. Artinya lingkungan internal dan eksternal sebagai batasan dari suatu sistem politik Indonesia harus dipahami terlebih dahulu. Pengertian Politik Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik. Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun non konstitusional. Disamping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama teori klasik Aristoteles. politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara. politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan dimasyarakat. Dalam konteks memahami politik perlu dipahami beberapa kunci, antara lain kekuasaan politik, legitimasi, sistem politik, perilaku politik, partisipasi politik, prosespolitik, dan juga tidakkalah pentingnya untuk mengetahui seluk beluk tentang partai politik. Berikut ini terdapat beberapa fungsi politik, terdiri atas 1 Fungsi Sosialisasi Politik Sosialisasi Politik merupakan suatu cara untuk memperkenalkan nilai-nilai politik, sikap-sikap dan etika politik yang berlaku atau yang dianut oleh suatu negara. Pembentukan sikap-sikap politik atau untuk membentuk suatu sikap dan keyakinan politik dibutuhkan waktu yang panjang melalui proses yang berlangsung tanpa henti. Menurut Gabriel Almound, dalam Sosialisasi Politik, terdapat dua hal yang penting, yaitu Sosialisasi Politik berjalan terus menerus selama hidup seseorang. Sikap-sikap dan nilai-nilai yang didapatkan dan terbentuk pada masa kanak-kanak akan selalu disesuaikan atau akan diperkuat sementara ia mengalami berbagai pengalaman sosial. Pendidikan sekolah, pengalaman keluarga dan pengaruh pergaulan berperan dalam memperkuat keyakinan tetapi dapat pula mengubahnya secara drastis. Sosialisasi Politik dapat berwujud transmisi dan pengajaran. Artinya dalam sosialisasi itu terjadi interaksi antara suatu sikap dan keyakinan politik yang dimiliki oleh generasi tua terhadap generasi muda yang cenderung masih flesibel menerima pengaruh ajaran. Transmisi dan pengajaran tersebut dapat berwujud interaksi langsung yaitu berupa pengajaran formal ataupun doktrinasi suatu suatu ideologi. Contoh pengajaran mata kuliah Pancasila di perguruan tinggi. Interaksi tak langsung, yang sangat erat pengaruhnya pada masa kanak-kanak, di mana berkembang sifat penurut atau sikap pembangkangan terhadap orang tua, guru atau teman yang mempengaruhi sikapnya di masa dewasa terhadap pemimpin politiknya dan terhadap sesama warga negara. Misalnya ketika masa kanak-kanak, pengalaman yang didapatkannya adalah terjadinya perpecahan keluarga dan otoriter orang tua. Kondisi dan pengalaman seperti itu melahirkan suatu kebencian, sehingga ketika terjadi suatu kondisi dalam negara yang sifatnya dapat disamakan dengan keadaan dan pengalaman masa kecilnya, akan melahirkan pula kebencian yang diwujudkan dalam partisipasi politik ilegal seperti demonstrasi, oposisi dan gerakan subversif. Sosialisasi politik dijalankan melalui bermacam-macam lembaga antara lain keluarga, sekolah, kelompok pergaulan, pekerjaan dan media massa. 2 Fungsi Rekrutmen Politik Rekrutmen Politik adalah suatu proses seleksi atau rekrutmen anggota-anggota kelompok untuk mewakili kelompoknya dalam jabatan-jabatan administratif maupun politik. Setiap sistem politik memiliki sistem atau prosedur-prosedur rekrutmen yang berbeda. Anggota kelompok yang rekrut/diseleksi adalah yang memiliki suatu kemampuan atau bakat yang sangat dibutuhkan untuk suatu jabatan atau fungsi politik. Setiap partai politik memiliki pola rekrutmen yang berbeda. Pola perekrutan anggota partai disesuaikan dengan sistem politik yang dianutnya. Di Indonesia, perekrutan politik berlangsung melalui pemilu setelah setiap calon peserta yang diusulkan oleh partainya diseleksi secara ketat oleh suatu badan resmi. Seleksi ini dimulai dari seleksi administratif, penelitian khusus litsus yaitu menyangkut kesetiaan pada ideologi negara. 3 Fungsi Komunikasi Politik Komunikasi Politik adalah salah satu fungsi yang dijalankan oleh partai poltik dengan segala struktur yang tersedia, mengadakan komunikasi informasi, isu dan gagasan politik. Media-media massa banyak berperan sebagai alat komunikasi politik dan membentuk kebudayaan politik. Partai politik menjalankan fungsi sebagai alat mengkomunikasikan pandangan dan prinsip-prinsip partai, program kerja partai, gagasan partai dan sebagainya. Agar anggota partai dapat mengetahui prinsip partai, program kerja partai atau pun gagasan partainya untuk menciptakan ikatan moral pada partainya, komunikasi politik seperti ini menggunakan media partai itu sendiri atau media massa yang mendukungnya. Sistem komunikasi politik di Indonesia dikembangkan dengan dasar komunikasi yang bebas dan bertanggung jawab. Setiap media massa bebas memberitakan suatu hal selama tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku, tidak membahayakan kepentingan negara dan masyarakat. Di samping itu media massa juga berfungsi menyuarakan suara pembangunan dan program-program kerja pemerintah, menyuarakan ide-ide politik, membina tumbuhnya kebudayaan politik kemudian memelihara dan mewariskannya pada generasi pelanjut. 4 Fungsi Stratifikasi Sosial Stratifikasi sosial adalah demensi vertical dari struktur social masyarakat, dalam artian melihat perbedaan masyarakat berdasarkan pelapisan yang ada, apakah berlapis-lapis secara vertical dan apakah pelapisan tersebut terbuka atau tertutup. Soerjono Soekanto 1981133, menyatakan social stratification adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau system berlapis-lapis dalam masyarakat. Stratifikasi sosial merupakan konsep sosiologi, dalam artian kita tidak akan menemukan masyararakat seperti kue lapis; tetapi pelapisan adalah suatu konsep untuk menyatakan bahwa masyarakat dapat dibedakan secara vertical menjadi kelas atas, kelas menengah dan kelas bawah berdasarkan criteria tertentu. Pendapat di atas merupakan suatu penggambaran bahwa stratifikasi sosial sebagai gejala yang universal, artinya dalam setiap masyarakat bagaimanapun juga keberadaanya pasti akan di dapatkan pelapisan social tersebut. Apa yang dikemukakan Aristoteles. Karl Marx adalah salah satu bukti adanya stratifikasi sosial dalam masyarakat yang sederhana sekalipun. Kriteria jenis kekayaan dan juga profesi pekerjaan merupakan criteria yang sederhana, sekaligus menyatakan bahwa dalam masyarakat kita tidak akan menemukan masyarakat tanpa kelas. Perkembangan masyarakat selanjutnya menuju masyarakat yang semakin modern dan kompleks, stratifikasi sosial yang terjadi dalam masyarakat akan semakin banyak. Mengapa terjadi stratisikasi social uraian berikut ini akan menjelaskannya. Menurut Soerjono Sokanto 1981 133 Selama dalam suatu masyatrakat ada sesuatu yang dihargai dan setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargainya, maka barang sesuatu itu akan menjadi bibit yang dapat menimbulkan adanya system berlapis-lapis yang ada dalam masyarakat itu. Barang sesuatu yang dihargai di dalam masyarakat itu mungkin berupa uang atau benda-benda yang bernilai ekonomis, mungkin juga berupa tanah, kekuasan, ilmu pengetahuan, kesalehan dalam agama atau mungkin juga keturunan dari keluarga yang terhormat. Terjadinya stratifikasi sosial dalam masyarakat dikarenakan sesuatu yang dihargai dalam masyarakat jumlahnya terbatas, akibatnya distribusinya di dalam masyarakat tidaklah merata. Tujuan Politik Berikut ini terdapat beberapa tujuan politik, terdiri atas Adanya suatu politik memiliki tujuan agar kekuasaan yang ada di masyarakat maupun pemerintah diperoleh, dikelola, dan diterapkan sesuai dengan norma hukum. Kedua, adanya politik dapat menciptakan kekuasaan di masyarakat maupun pemerintah yang demokratis. Adanya politik dapat membantu terselenggaranya kekuasaan pemerintah dan masyarakat yang mengacu pada prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia. Politik bertujuan mensejahterakan seluruh masyarakat Indonesia. Melindungi hak-hak semua warga negara Indonesia dan menjamin terlaksananya kewajiban-kewajiban warga negara. Menjaga keamanan dan perdamaian negara. Menjaga kehidupan sosial yang seimbang untuk kemajuan bangsa. Peranan Politik Berikut ini terdapat beberapa peranan politik, terdiri atas Fungsi perumusan kepentingan Yaitu fungsi menyusun dan mengungkapkan tuntutan politik dalam suatu negara. Orang per orang atau kelompok-kelompok dalam sayarakat harus menentukan apa yang menjadi kepentingan mereka, atau apa yang ingin mereka dapatkan dari negara/ politik. Fungsi ini seharusnya terutama dijalankan oleh lembaga swadaya masyarakat LSM atau kelompok-kelompok kepentingan. Fungsi pemaduan kepentingan Yaitu fungsi menyatupadukan tuntutan-tuntutan politik dari berbagai pihak dalam suatu negara dan mewujudnyatakannya ke dalam berbagai alternatif kebijakan. Pihak yang paling bertanggungjawab untuk memadukan kepentingan adalah partai politik. Namun demikian, proses pemaduan kepentingan juga terjadi di lembaga-lembaga legislatif dan eksekutif. Fungsi pembuatan kebijakan umum Yaitu fungsi untuk mempertimbangkan berbagai alternatif kebijakan yang diusulkan oleh partai politik dan pihak-pihak lain, untuk dipilih salah satu di antaranya sebagai satu kebijakan pemerintahan. Pelaku fungsi ini adalah lembaga legislatif dan eksekutif pembuatan undang-undang atau lembaga eksekutif sendiri pembuatan peraturan pemerintah. Fungsi penerapan kebijakan Yaitu fungsi melaksanakan berbagai kebijakan yang telah ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Pelaksana kebijakan pemerintah adalah aparat birokrasi pemerintah di bawah pimpinan pejabat eksekutif. Fungsi pengawasan pelaksanaan kebijakan Yaitu fungsi mengadili pelanggar hukum. Pelaku peran untuk mengadili adalah lembaga peradilan, yakni Mahkamah Agung beserta lembaga peradilan di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan perdilan militer, dan lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Perkembangan Politik di Indonesia Terdiri atas Perkembangan Politik Era Presiden Soekarno Sebagai pemimpin besar revolusi, Soekarno dipandang sebagai Presiden Republik Indonesia yang punya kharisma politik tersendiri. Lugas, tegas, menggebu-gebu, semangat, dan cenderung anti-barat merupakan gambaran yang bisa kita saksikan pada setiap pidato awal kepemimpinannya, ditandai dengan terbentuknya sistem pemerintahan parlementer. Sistem ini menciptakan sebuah pemerintahan yang memberi kekuasaan dominan kepada lembaga legislatif. Terbentuknya berbagai partai politik yang bebas menyuarakan aspirasi merupakan tanda kehidupan politik terakomodir. Perkembangan politik di era kepemimpinan Soekarno, telah memberikan ruang luas bagi partai politik untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan politiknya. Ini terbukti dengan terbentuknya sistem kepartaian multipartai. Masyarakat pun memiliki pilihan yang banyak untuk menempatkan keterwakilan politiknya di parlemen. Pemilu sebagai ciri dari negara demokrastis, di era Soekarno diselenggarakan dengan baik. Kebebasan pers menduduki posisi tertinggi, sebagai media informasi yang dijamin kebebasannya. Namun hal tersebut tidak berlangsung lama. Era kepemimpinan kemudian ditandai dengan melemahnya sistem kepartaian yang bebas. Lalu terjadi gerakan perkembangan yang lambat terhadap perkembangan politik Indonesia saat itu. Perkembangan Politik Era Presiden Soeharto Perkembangan politik Indonesia era kepemimpinan Presiden Soeharto di mulai ketika ia “mengambil alih” kekuasaan dari Presiden Soekarno. Pemerintahan politik dijalani berdasarkan asas Pancasila, yang juga mengatur seluruh kehidupan berbangsa dan bernegara. Awalnya, realisasi pengamalan Pancasila mampu diterima masyarakat sebagi “kiblat”pemerintahan politik yang dijalankan Soeharto. Namun, berubah sebagai alat pemaksaan kehendak, yang mengubah sistem pemerintahan menjadi otoriter. Presiden menjadi komandan pemerintahan yang tidak boleh tersentuh oleh apapun dan siapapun. Kehidupan politik yang diharapkan mengalami perkembangan setelah runtuhnya rezim Soekarno ternyata hanya jadi retorika semata. Posisi politik lembaga legislatif yang seharusnya menjadi penyeimbang kekuasaan, malah menjadi tameng dari pemerintah yang dibangun secara over sentralistik. Rotasi kekuasaan politik tak pernah terjadi hingga 32 tahun lamanya. Pemilu hanya dijadikan rutinitas lima tahunan yang pemenangnya sudah bisa ditebak. Partai Golkar menjadi kendaraan politik yang ampuh digunakan oleh Soeharto untuk mengamankan setiap keputusan politik pemerintahannya di DPR. Bahkan, Presiden Soeharto berubah sangat arogan, dengan menggunakan kekuatan militer pada setiap situasi keamanan yang bisa saja mendorong masyarakat untuk bergerak melawan rezimnya yang korup. Perkembangan Politik Era Reformasi Tidak ada yang dapat memberikan penilaian dengan pasti apakah cita-cita reformasi sudah terwujud atau belum. Runtuhnya kekuasaan Soeharto padahal telah memberikan secercah harapan bagi terciptanya iklim demokrasi yang jauh lebih baik. Namun, harapan itu kenyataan hanya menjadi mimpi tanpa realisasi nyata. Masih adanya perbedaan dalam pandangan ketegasan terhadap sistem pemerintahan, merupakan salah satu indikator yang bisa kita lihat. Di sini terlihat ada persaingan politik yang terjadi, antara pemerintah dan legislatif sebagai pembuat produk undang-undang. Kekuasaan presiden tidak mutlak dijalankan secara penuh, tapi terpengaruh pada parlemen. Hal ini akhirnya menciptakan situasi politik yang tidak sehat, karena presiden terpaku oleh kepentingan lain. Kepentingan itu bisa jadi tidak berpengaruh pada perbaikan kondisi bangsa secara keseluruhan. Dari uraian tadi, jelas terlihat bahwa sistem demokrasi dalam perkembangan politik Indonesia yang dibangun pasca Orde Baru masih mencari bentuk yang ideal. Satu prestasi yang patut kita cermati adalah keinginan yang kuat untuk merealisasikan sistem pemilihan kepala daerah langsung. Kebebasan berserikat dan berpendapat yang ada dalam undang-undang dasar direalisasikan dengan sistem multipartai. Perilaku Politik Perilaku politik atau InggrisPolitic Behaviouradalah perilaku yang dilakukan oleh insan/individu atau kelompok guna memenuhi hak dan kewajibannya sebagai insan individu/kelompok diwajibkan oleh negara untuk melakukan hak dan kewajibannya guna melakukan perilaku politik adapun yang dimaksud dengan perilaku politik contohnya adalah Melakukan pemilihan untuk memilih wakil rakyat / pemimpin Mengikuti dan berhak menjadi insan politik yang mengikuti suatu partai politik atau parpol, mengikuti ormas atau organisasi masyarakat atau lsm lembaga swadaya masyarakat Ikut serta dalam pesta politik Ikut mengkritik atau menurunkan para pelaku politik yang berotoritas Berhak untuk menjadi pimpinan politik Berkewajiban untuk melakukan hak dan kewajibannya sebagai insan politik guna melakukan perilaku politik yang telah disusun secara baik oleh undang-undang dasar dan perundangan hukum yang berlaku Daftar Pustaka Budiardjo, Gatara, kewarganegaraan,BandungFOKUSMEDIA Handoko, Tjokroamidjojo, Administrasi Demikianlah pembahasan mengenai Politik adalah – Fungsi, Tujuan, Peranan, Perilaku dan Perkembangan semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. Baca Juga  File Adalah  Pengertian Hedonisme  Lembaga Keuangan Bukan Bank – Pengertian, Jenis, Contoh, Manfaat & Perannya  Organel Sel Tumbuhan  Peran Negara Indonesia Dalam Asean  Manajemen Konstruksi – Tujuan, Manfaat, Ruang Lingkup, Tugas & Contohnya
Manusiamemiliki fisik, perasaan, hawa nafsu, juga akal yang membuat manusia berbeda dengan makhluk lainnya. Hakikat manusia menurut islam bukanlah seperti hewan, tumbuhan, atau makhluk lainnya yang bernyawa. Makhluk seperti hewan sepintar apapun terlihatnya ia hanyalah makhluk yang didorong oleh insting dan memori dalam otak atau fisiknya.
Perilaku manusia atau sering disebut sebagai tingkah laku manusia pula merupakan salah satu objek utama dari studi psikologi. Bahkan, menurut Warsah & Daheri 2021, hlm. 12 maksud utama bidang studi psikologi adalah untuk mengetahui pola tingkah laku manusia, bukan hanya untuk digeneralisasi, melainkan lebih dari itu, yakni untuk mengetahui sejauh mana seseorang itu berbeda dari yang lain atau sejauh mana manusia itu unik. Dengan demikian, penting bagi kita untuk mengetahui apa itu perilaku manusia, bagaimana proses pembentukannya, dan faktor-faktor apa saja yang memengaruhinya. Berikut adalah berbagai pemaparan mengenai subjek-subjek yang berkaitan dengan perilaku atau tingkah laku manusia. Perilaku manusia adalah gerakan yang dapat dilihat melalui indera manusia, gerakan yang dapat diobservasi Saleh, 2018, hlm. 135. Artinya, berbeda dengan jiwa yang abstrak dan tidak dapat diamati secara langsung, perilaku adalah hal konkret yang dapat diamati karena bentuknya dapat dirasakan secara indrawi dan dialami secara nyata empiris. Dengan demikian, tidak heran apabila para behavioris hanya mengakui perilaku sebagai objek yang dapat dianalisis oleh psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang memang harus bersifat empiris. Namun demikian, sebagai makhluk yang kompleks, perilaku manusia tidak muncul begitu saja. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku manusia. Namun, secara intrinsik, perilaku manusia secara umum muncul sebagai akibat dari sistematika atau formulasi berikut ini. NIAT + PENGETAHUAN + SIKAP = PERILAKU Dengan keterangan Niat adalah sebagai keinginan yang berasal dari dalam diri individu untuk mendapatkan atau melakukan sesuatu yang hendak dilakukan. Ini merupakan penggerak utama dalam terbentuknya perilaku. Pengetahuan dipahami sebagai segala sesuatu yang dipahami. Prosesnya dilakukan dengan mencari tahu dan melalui pengalaman. Sikap dipahami sebagai pernyataan dalam diri individu untuk melakukan sesuatu. Pendirian atau keyakinan yang muncul karena adanya pengetahuan akan hal tersebut. Inilah yang akan termanifestasi dalam bentuk perilaku Saleh, 2018, hlm. 135. Perilaku atau aktivitas yang ada pada individu juga tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya stimulus atau rangsang yang mengenai individu itu. Perilaku atau aktivitas itu merupakan jawaban atau respons terhadap stimulus yang mengenainya. Keadaan ini dapat diformulasikan sebagai R= FS,O, dengan pengertian bahwa R adalah respons; F = Fungsi; S = stimulus, dan O = organisme. Formulasi tersebut menunjukkan bahwa respons merupakan fungsi yang bergantung pada stimulus dan organisme Woodworth dan Scholosberg, 1971 dalam Saleh, 2018, hlm. 135. Teori Perilaku Manusia Perihal bagaimana terbentuk, penyebab, hingga apa hakikat dari perilaku manusia sendiri sebetulnya masih terus mendapatkan banyak dialog dan perdebatan dari para ahli. Beberapa teori mengenai perilaku manusia yang hingga kini masih berpengaruh besar di antaranya adalah sebagai berikut. Teori Insting Teori ini dikemukakan oleh McDougall, Menurut McDougall perilaku itu disebabkan karena insting. Insting merupakan perilaku yang innate, perilaku bawaan, dan insting akan mengalami perubahan karena pengalaman. Teori dorongan Drive Theory Teori ini bertitik tolak pada pandangan bahwa individu mempunyai dorongan-dorongan atau drive tertentu. Dorongan-dorongan ini berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan organisme yang mendorong individu berperilaku. Jika seseorang mempunyai kebutuhan, dan ingin memenuhi kebutuhannya maka akan terjadi ketegangan dalam diri orang tersebut. Sementara itu, jika individu berperilaku dan dapat memenuhi kebutuhannya, maka akan terjadi pengurangan atau reduksi dari dorongan-dorongan tersebut. Karena itu teori ini menurut Hull Hergenhahn, 1976 juga disebut teori drive reduction. Teori Insentif Insentive Theory Teori ini bertitik tolak pada pendapat bahwa perilaku manusia disebabkan karena adanya insentif. Dengan insentif akan mendorong manusia berbuat atau berperilaku. Insentif terdiri atas insentif positif dan negatif. Insentif positif berkaitan dengan hadiah, sedangkan yang negatif berkaitan dengan hukuman. Insentif positif akan mendorong manusia dalam berbuat, sedangkan yang negatif akan dapat menghambat dalam manusia berperilaku. Dengan demikian, perilaku timbul karena adanya insentif. Teori Atribusi Teori ini ingin menjelaskan tentang sebab-sebab perilaku manusia. Apakah perilaku itu disebabkan disposisi internal misal motif, sikap ataukah oleh keadaan eksternal. Teori Kognitif Apabila seseorang harus memilih perilaku mana yang ingin dilakukan, maka pada umumnya individu tersebut akan memilih alternatif perilaku yang akan membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu itu. Hal Ini disebut sebagai model subjective expected utility SEU lih. Fishbein dan Ajzen, 1975 dalam Saleh, 2018, hlm. 142. Dengan kemampuan memilih ini berarti faktor berpikir berperan dalam menentukan pilihannya. Melalui kemampuan berpikir, seseorang dapat melihat apa yang telah terjadi sebagai bahan pertimbangannya di samping melihat apa yang dihadapi pada waktu sekarang dan juga dapat melihat ke depan apa yang akan terjadi dalam seseorang bertindak. Dalam model SEU kepentingan pribadi adalah hal yang paling menonjol, akan tetapi terkadang kepentingan pribadi dapat disingkirkan pula. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Manusia Tentunya, terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi dinamika perilaku manusia dalam perspektif psikologi. Menurut Daryanto 2016, hlm. 337, terdapat dua faktor yang mempengaruhi perilaku manusia, yaitu faktor biologis dan faktor sosiopsikologis Faktor Biologis Perilaku manusia dipengaruhi oleh warisan biologis dari orang tua. Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor-faktor sosiopsikologis. Menurut Wilson dalam Daryanto, 2016 perilaku sosial dibimbing oleh aturan-aturan yang sudah diprogram secara genetis dalam jiwa manusia. Faktor Sosiopsikologis Manusia merupakan makhluk sosial maka perilakunya dipengaruhi oleh proses sosial. Faktor sosiopsikologis dapat di klasifikasikan ke dalam tiga komponen, yakni a Komponen afektif adalah aspek emosional dari faktor sosiopsikologis; b Komponen kognitif yaitu aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia; c Komponen konatif merupakan aspek volisional yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak. Sementara itu menurut Sunaryo dalam Hartini dkk, 2021, hlm. 14 faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia terbagi atas tiga faktor utama, yakni faktor genetik, eksogen, dan faktor lainnya yang akan dijelaskan sebagai berikut. 1. Faktor Genetik Faktor genetik maksudnya adalah faktor yang berasal dari dalam diri seorang yang di antaranya adalah sebagai berikut. Ras Setiap negara di belahan dunia memiliki ciri khas dan ras yang berbeda-beda antara negara yang satu dan negara yang lain. Negara Indonesia memiliki berbagai jenis ras, beragam tradisi dan adat istiadat, bahasa, suku, etnis serta kaya akan budaya yang menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang majemuk yang menjunjung tinggi keberagaman. Keberagaman ras dapat dikenali melalui karakteristik dan ciri fisik seseorang yang dapat diidentifikasi secara langsung. Contoh, ras melanesoid yang tersebar di kawasan timur Indonesia. Jenis Kelamin Perilaku antara pria dan wanita berbeda. Pria dikenal sebagai makhluk yang tegas lebih cenderung berperilaku sesuai dengan pertimbangan akal, sedangkan wanita adalah sosok lembut dan lebih cenderung menggunakan perasaan di dalam sikap dan tindakan, dalam memutuskan sesuatu wanita menggunakan perasaan dan emosinya. Sifat Fisik Perilaku individu juga dipengaruhi bentuk fisiknya, seseorang yang memiliki bentuk tubuh yang proporsional cenderung lebih percaya diri di dalam pergaulan sosialnya. Kepribadian Kepribadian personality merupakan bentuk perilaku yang ditunjukkan oleh individu dalam interaksi dan adaptasinya dengan lingkungannya. Bakat dan Minat Bakat merupakan sebuah proses yang memadukan antara kemampuan yang dimiliki individu dengan kesempatan untuk mengembangkan aktivitas yang diminatinya. Seorang anak yang memiliki bakat tertentu dan tidak memiliki wadah untuk mengembangkan dan mengeksplorasi kemampuannya, maka anak tersebut mengalami gangguan perilaku sehingga disebut anak nakal. Kecerdasan Kecerdasan atau intelegensi merupakan kemampuan individu di dalam mencerna informasi dan memecahkan sebuah persoalan. Tingkat kecerdasan individu dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor genetik dan gizi. Seseorang yang cerdas memiliki daya tangkap yang cepat, mengambil keputusan cepat dan bertindak tepat dibandingkan dengan seorang yang kurang cerdas. Tingkat kemampuan atau intelegensi seseorang terdiri atas 9 kemampuan yang disebut multiple intelegence yaitu kemampuan linguistic, mathematic-logis, ruang, kineetik-badani, musical, interpersonal, intrapersonal, naturalis, serta eksistensi Gardner, 1983 2. Faktor Eksogen Faktor eksogen adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku yang berasal dari luar diri individu yang di antaranya adalah sebagai berikut. Usia Usia merupakan salah satu faktor penting di dalam menentukan sikap dan perilaku individu. Usia juga dapat menentukan kinerja seseorang di dalam bekerja, pada tingkat usia yang relatif muda produktivitas kerja juga semakin tinggi, tetapi pada tingkat kematangan usia tertentu biasanya produktivitas menjadi menurun. Pendidikan Tingkat pengetahuan dapat menentukan perilaku individu, proses belajar melalui pendidikan baik jalur formal maupun non formal dilakukan dengan tujuan ingin tahu, pengetahuan yang luas, kesadaran yang tinggi, sikap yang positif akan berpengaruh terhadap langgengnya sebuah perilaku. Pekerjaan Seseorang yang bekerja cenderung menghabiskan waktu di tempat kerja, terjebak dengan rutinitas dan tugas-tugas sehingga kadang lupa untuk menjaga pola hidup sehat yang diperoleh dengan beristirahat yang cukup dan berolahraga. Antara orang yang memiliki kesibukan dengan orang yang tidak bekerja tentu memiliki pula perbedaan dalam perilaku atau sikapnya. Agama Agama merupakan hal yang mendasar berupa nilai dan keyakinan yang dianut individu bukan saja berpengaruh terhadap perilaku tetapi juga turut mempengaruhi cara pandang, cara berpikir, serta sikap yang ditunjukkan dalam kehidupan sosialnya. Sosial Ekonomi Kedudukan individu dalam masyarakat ditentukan oleh strata sosial dan tingkat ekonomi. Gaya hidup seseorang mencerminkan tingkat penghasilan yang diperoleh. Orang dengan pendapatan tinggi memiliki gaya hidup mewah dengan fasilitas lengkap sebagai penunjang tingginya derajat sosial seseorang yang semuanya akan memberikan pengaruh terhadap pola perilakunya. Kebudayaan Kebudayaan merupakan seperangkat norma yang dimiliki oleh kelompok masyarakat tertentu secara turun temurun yang dapat melahirkan perilaku. Budaya setiap daerah sangat beraneka ragam dan dalam bentuk yang abstrak seperti adat istiadat, kesenian, keyakinan, hukum, moral, serta susila. Lingkungan Lingkungan sangat berpengaruh terhadap perilaku dan kepribadian seseorang baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. 3. Faktor Lainnya Terdapat beberapa faktor lain yang turut berpengaruh terhadap perilaku individu yang di antaranya adalah sebagai berikut. Susunan Saraf Pusat Stimulus yang diterima diantarkan ke sistem saraf tepi melalui neuron yang akhirnya berubah menjadi sebuah perilaku individu. Persepsi Persepsi merupakan proses penginderaan yang dimulai dari perhatian atau hasil pengamatan mengenai obyek dan menyimpulkan informasi dan menafsirkannya. Emosi Emosi merupakan reaksi tubuh atau perubahan fisiologis dalam menghadapi kondisi tertentu. Emosi dapat mendorong individu untuk berperilaku atau bertindak sebagai akibat adanya stimulus yang diterimanya. misalnya perasaan marah ketika diganggu oleh orang lain. Macam-Macam Perilaku Manusia Menurut Saleh 2018, hlm. 138 perilaku manusia dapat dibedakan atas perilaku refleksif dan perilaku non-refleksif. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing jenis perilaku manusia. Perilaku Refleksif Perilaku refleksif merupakan perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan tanpa dipikir terhadap stimulus yang mengenai organisme tersebut Saleh, 2018, hlm. 139. Contohnya adalah reaksi kedip mata bila kena sinar, gerak lutut bila kena sentuhan palu, menarik jari bila kena api. Stimulus yang diterima oleh individu tidak smpai ke pusat susunan syaraf atau otak, sebagai pusat kesadaran, pusat pengendali, dari perilaku manusia. Perilaku yang refleksif respons langsung timbul begitu menerima stimulus. Perilaku Non-refleksif Perilaku non-refleksif adalah perilaku yang dikendalikan atau diatur oleh pusat kesadaran atau otak Saleh, 2018, hlm. 139. Dalam kaitan ini stimulus setelah diterima oleh reseptor penerima kemudian diteruskan ke otak sebagai pusat syaraf, pusat kesadaran, baru kemudian terjadi respons melalui afektor. Proses yang terjadi dalam otak atau pusat kesadaran ini yang disebut proses psikologi. Perilaku atau aktivitas atas dasar proses psikologis inilah yang disebut aktivitas psikologi atau perilaku psikologis Branca, 1965, dalam Saleh, 2018, hlm. 139. Pembentukan Perilaku Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya kita dapat melihat bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh banyak faktor. Namun demikian pada dasarnya perilaku dibentuk oleh penghayatan dan pembelajaran individu. Oleh karena itu, perilaku dapat dibentuk oleh suatu pendekatan, model, atau pembelajaran tertentu sesuai dengan kebutuhan. Beberapa pendekatan pembentukan perilaku ini misalnya dapat dilakukan melalui pembiasaan atau conditioning, pengertian atau insight, dan role model atau tokoh yang menginspirasi. Penjelasan lengkap mengenai pembentukan perilaku dapat disimak pada artikel di bawah ini. Baca juga Pembentukan Perilaku Operant/Classical Conditioning, Insight, dsb Referensi Daryanto. 2016. Teori Komunikasi. Yogyakarta Gava Media. Hartini dkk 2021. Perilaku organisasi. Bandung Widina Bhakti Persada. Saleh, 2018. Pengantar psikologi. Makassar Penerbit Aksara Timur. Warsah, I., Daheri, M. 2021. Psikologi suatu pengantar. Yogyakarta Tunas Gemilang Press. Penggunaandan implementasi disiplin ilmu psikologi dalam bidang organisme-organisme itu berbuat atau melakukan sesuatu. Akan tetapi secara lebih spesifik, psikologi lebih banyak dikaitkan dengan kehidupan organisme manusia. Dalam hubungan ini, psikologi didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha memahami perilaku manusia, alasan dan cara

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Dalam kehidupan yang realistis, manusia selalu menunjukan keragaman karakteristiknya dalam berbagai hal. baik dari tampilan fisiknya, strata sosialnya, dan kebiasaannya. Namun, dibalik keanekaragamannya itu terdapat satu hal yang menunjukan kesamaan diantara sesame manusia, yaitu manusia adalah manusia. Berbagai kesamaan karakteristik esensial setiap manusia ini disebut sebagai hakikat manusia, sebab dengan karakteristik itulah manusia mempunyai kehormatan khusus sebagai manusia yang berbeda dari manusia yang lainnya.”Secara jelas apa itu yang disebut hakikat manusia?” Hakikat manusia itu sendiri yaitu refleksi pasif dari lingkungan materialnya dan bersifat plastis’ yang dibentuk oleh kekuatan eksternal. Di dalam karakter umum hakikat manusia itu bermacam-macam . Dari yang terbaik hingga yang terburuk, dari yang paling bodoh hingga yang paling tercerahkan. Mayoritas peminis juga memiliki pandangan bahwa perilaku manusia dalam kebanyakan kasus dikondisikan oleh faktor-faktor pula yang berpendapat bahwa perilaku manusia itu dapat dijelaskan melalui reaksi atau refleks yang dikondisikan, dan itu alasan mengapa hakikat manusia adalah meniru jejak lingkungannya Parlov 1849-1936. Hakikat manusia terbentuk melalaui hubungan dinamis atau dialektis antara manusia dan dunia material, Hubunga dinamis tersebut diartikan sebagai kemampuan untuk melihat sisi terang kehidupan dan memelihara sikaf positif. Ada beberapa aspek hakikat manusia, antara lain berkenaan denga asal usulnya Manusia sebagai Makhluk Tuhan, Manusia sebagai Kesatuan Badan- Roh, Manusia sebagai Makhluk Individu, Manusia sebagai Makhluk Sosial , Manusia sebagai Makhluk Berbudaya ,Manusia sebagai Makhluk Susila dan Manusia sebagai Makhluk Beragama. Lalu muncul pertanyaan mengenai politik dan manusia itu seperti apa? Politik merupakan upaya atau cara untuk memperoleh sesuatu yang dikehendaki, namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik itu tidak hanya berkecimpung dilingkungan kekuasaan negara atau tindakan-tindakan yang dilaksanakan oleh penguasa negara. Politik dijelaskan juga tentang keputusan, keputusan kolektif yang dalam beberapa cara dianggap mengikat sekelompok orang. Dalam beberapa aspek kehidupan manusia sering juga melakukan tindakan politik, baik politik dagang, budaya, sosial, maupun dalam aspek kehidupan lainnya. Politik juga menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh masyarakat public goals dan bukan tujuan pribadi seseorang private goals Politik menyangkut kegiatan berbagai kelompok, termasuk partai politik dan kegiatan-kegiatan perseorangan. “Kaitan lebih lanjut antara manusia dengan politik itu bagaimana?” Manusia sudah jelas diartikan sebagai makhluk politik dan sangat jelas berhubungan langsung antara manusia dengan politik dan tidak bisa dipisahkan. Manusia disebut sebagai makhluk politik tentunya karena manusia dan politik itu hal yang tak bisa dipisahkan, politik itu sendiri ada dikehidupan sekitar kita tidak hanya didalam pemerintahan misalnya dalam keluarga,anggota keluarga itu mempunyai peran dan tugasnya masing-masing. Ketika ada permasalahan didalam keluarga, itu harus diselesaikan melalui musyawarah supaya terciptanya mufakat, itu merupakan bagian dari politik. Intinya manusia itu saling membutuhkan dan memerlukan orang lain dalam berpolitik baik itu sebagai kawan maupun lawan. Manusia dan politik merupakan dua jenis entensitas yang sangat dekat,. politik merupakan sebuah tindakan yang hanya bisa dilakukan oleh makhluk yang bernama juga memiliki sifat dan kodratnya sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial, berkaitan dengan kehidupan politik manusia merupakan elemen pokok dalam melaksanakan efektifitas politik, baik sebagai pelaku maupun sebagai objek tujuan. Manusia sebagai makhluk politik, warga negara, baik sebagai pribadi maupun kelompok harus menunjukan peran aktif dalam kehidupan kenegaraan. Lihat Politik Selengkapnya

Perilakumanusia dalam mempertahankan kekuasaan Berdasarkan pengertian diatas, makna dari masyarakat politik adalah suatu organisasi manusia yang saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya, khususnya terkait dengan masalah politik, yaitu perilaku untuk mendapatkan kekuasaan, menjalankan kekuasaan, dan mempertahankan kekuasaan.
› Buku›Membaca Politik dari...Kompas Halaman muka buku berjudul \'Psikologi Politik\'Psikologi politik adalah bidang ilmu yang mengkaji proses mental yang mendasari penilaian dan pengambilan keputusan politik. Meski posisinya menjadi perdebatan dalam ranting ilmu sosial, psikologi politik memberi perspektif baru untuk memahami dinamika politik di era revolusi teknologi digital dari kacamata perilaku manusia. JudulPsikologi PolitikPenulisMuhammad FaisalPenerbitPenerbit Buku KompasCetakan/Tahun terbit1/2021Jumlah halamanxiii+138 halamanISBN978-623-346-211-2Pemahaman tentang psikologi politik dibahas dalam “Buku Saku Psikologi Politik” tulisan Muhammad Faisal. Buku ini muncul di tengah terbatasnya referensi dari dalam negeri tentang psikologi politik. Sesuai namanya, “Buku Saku Psikologi Politik” berisi kumpulan kurasi teori dan konsep tentang psikologi bagian dari ilmu sosial, psikologi politik turut menggunakan sejumlah prinsip dan metodologi ilmiah. Dalam lingkup kajiannya psikologi politik dipengaruhi dua pendekatan dalam psikologi yakni psikologi kepribadian dan psikologi dalam psikologi dapat dijelaskan dalam beberapa pendekatan. Menurut Cottam dkk, organ kepribadian seorang “makhluk politik” terdiri dari lima unsur yakni sikap, kognisi, nilai, identitas, dan emosi. Istilah-istilah ini sering dijumpai dalam kajian psikologi sosial, namun dalam kamus politik istilah-istilah ini tergolong inti dalam ilmu politik adalah negara, kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijaksanaan, dan pembagian. Sehingga, aspek yang terlibat dengan psikologi terkait pengambilan keputusan. Pada tahun 1920 konsep psikologi politik berkembang di Amerika Serikat. Sebuah hasil studi mengungkapkan adanya hubungan antara kepribadian dan studi psikologi politik bertujuan menemukan jawaban atas sebuah perilaku politik. Untuk mencapai tujuan ini setiap peneliti psikologi politik menggunakan pendekatan perilaku. Pendekatan ini menyatakan bahwa hanya aspek perilaku manusia yang dapat terukur, dan terobservasi, sehingga dapat digunakan sebagai pengumpulan data psikologi politik dapat dikategorikan ke dalam dua cara yakni kuantitatif dan kualitatif. Pada metode kuantitatif dapat didekati dengan pendekatan, ex post facto dan ex post facto merupakan penelitian yang tidak mengintervensi, memanipulasi, dan mengontrol fenomena yang hendak diteliti. Contoh pendekatan ini adalah survei politik, opini publik, dan exit polls pada saat pemilihan dengan pendekatan eksperimental yang perlu mengontrol variabel-variabel pengganggu, memanipulasi, dan menvariasikan variabel. Pendekatan ini memiliki sasaran utama menemukan hubungan kausal antara dua variabel atau metode kualitatif pada psikologi politik kerap digunakan pada studi mengenai kepemimpinan. Metode ini dipopulerkan oleh Fred I Greenstein yang menggunakan pendekatan kualitatif terkait perilaku dalam membedah aspek-aspek kepemimpinan tokoh dalam mempelajari seorang pemimpin politik ala Greenstein antara lain untuk memahami keunikan dan tipologi karakter dan kepribadian. Salah satu teori tipologi yang cukup terkenal adalah authoritarian personality atau kepribadian otoriter. Litbang Kompas
DonellyJr. (1986) menyebutkan bahwa yang dimaksud perilaku organisasi adalah studi tentang perilaku manusia, sikapnya dan hasil karyanya dalam lingkungan keorganisasian. Robbin (2001) bahwa perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang menyelidiki dampak perorangan, kelompok dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan maksud
Ilmuekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku serta tindakan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Jika berdasar pada KBBI, definisi ilmu ekonomi adalah cabang ilmu yang tertuju pada asas-asas produksi, distribusi, pemakaian barang atau kekayaan. Kekayaan yang dimaksudkan adalah tentang uang, perdagangan atau segala perindustrian.
Etikaadalah teori tentang moral dalam arti yang pertama, yakni keseluruhan kaidah dan nilai (Bruggink, 1999:225).Etika pada umumnya dimengerti sebagai pemikiran filosofis mengenai segala sesuatu yang dianggap baik atau buruk dalam perilaku manusia. Keseluruhan perilaku manusia dengan norma dan prinsip-prinsip yang mengaturnya itu kerap kali
XBrRME.
  • 240nh40jtq.pages.dev/5
  • 240nh40jtq.pages.dev/36
  • 240nh40jtq.pages.dev/71
  • 240nh40jtq.pages.dev/116
  • 240nh40jtq.pages.dev/308
  • 240nh40jtq.pages.dev/267
  • 240nh40jtq.pages.dev/214
  • 240nh40jtq.pages.dev/18
  • 240nh40jtq.pages.dev/46
  • perilaku manusia dalam bidang politik adalah